RJSLOT88 – Kisah Santi Cazorla: Rela Digaji Rendah, Kini Antar Real Oviedo Selangkah Lagi Promosi ke La Liga

Selebrasi Santi Cazorla di Real Oviedo. (c) Real Oviedo Official
Bola.net – Usia bisa memengaruhi kecepatan dan stamina seorang pesepakbola, tetapi kualitas sejati tak lekang oleh waktu. Hal ini ditunjukkan kembali oleh Santi Cazorla. Meski sudah berusia 40 tahun, maestro lini tengah ini masih mampu memikat penonton dengan permainan briliannya.
Dikenal sebagai El Mago atau Sang Penyihir, Cazorla menjadi pusat perhatian dalam laga penting antara Real Oviedo melawan Almería di leg kedua babak playoff promosi ke La Liga pada Kamis dini hari, 12 Juni 2025.
Bermain di kandang sendiri, Oviedo tertinggal di babak pertama. Pelatih Veljko Paunovic kemudian memainkan kartu asnya: menurunkan Cazorla di paruh kedua pertandingan.
Keajaiban Gol dari Cazorla
♾️ ETERNO 8️⃣
🧙♂️ HO SANTI CAZORLA 💙#LaLigaHighlights #RealOviedoAlmería 1-1 #DíadePartido#RealOviedo 🔵⚪ pic.twitter.com/uuy7h43oKo
— Real Oviedo (@RealOviedo) June 11, 2025
Tak butuh waktu lama bagi mantan bintang Arsenal dan Villarreal itu untuk memperlihatkan kelasnya. Mendapat kesempatan dari tendangan bebas di depan kotak penalti, Cazorla mengeksekusinya dengan penuh ketenangan.
Bola meluncur rendah dan akurat, melewati celah sempit di antara pagar betis pemain lawan. Kiper Almería tak bisa berbuat banyak. Gol penyeimbang pun tercipta, memicu sorakan meriah dari para pendukung tuan rumah.
Namun, lebih dari sekadar gol penyama skor, momen ini menjadi catatan bersejarah. Cazorla kini tercatat sebagai pemain paling senior yang berhasil mencetak gol di babak playoff promosi ke La Liga.
Dengan hasil imbang 1-1, Oviedo melaju ke final playoff berkat keunggulan agregat 3-2 setelah menang 2-1 di leg pertama. Di partai final, mereka akan menghadapi pemenang antara Mirandes dan Racing Santander.
Misi Istimewa Santi Cazorla
Sejak kembali membela klub masa kecilnya dua musim lalu, Cazorla membawa semangat besar untuk mengangkat Real Oviedo kembali ke pentas tertinggi sepak bola Spanyol. Dan malam itu, ia membuktikan bahwa meski usia terus bertambah, sentuhan magisnya belum memudar.
Yang membuat perjuangannya lebih mengesankan adalah kerendahan hatinya. Meski pernah menjuarai Euro 2012, Cazorla menerima gaji yang jauh dari kemewahan—sekitar Rp26 juta per pekan, jumlah minimum untuk pemain profesional di kasta kedua.
Tak hanya itu, ia pun menyerahkan sepenuhnya hak citranya kepada klub dan menyumbangkan 10 persen dari seluruh penjualan jersey bernama dirinya untuk mendukung akademi Real Oviedo.
Mimpi Besar Cazorla
Bagi Cazorla, mengantar Real Oviedo promosi ke La Liga bukan semata ambisi profesional, tetapi impian pribadi yang menyentuh hatinya.
“Kalau kami berhasil naik kasta, rasanya akan sebanding dengan meraih trofi besar pertama saya,” ucapnya, meski dalam kenyataannya ia telah mengoleksi berbagai gelar bergengsi bersama klub dan tim nasional.
Ia pun mengenang masa kecilnya bersama Oviedo. “Saat terakhir kali Oviedo bermain di La Liga pada 2001, saya masih menjadi pengambil bola di pinggir lapangan. Setelah 22 tahun menjalani karier profesional, bisa membawa klub ini kembali ke level tertinggi akan menjadi penutup indah bagi perjalanan saya,” kenangnya dengan haru.
Meski begitu, Cazorla masih belum memastikan masa depannya. “Saya belum tahu apakah akan terus bermain di divisi utama. Saya ingin menilai kondisi fisik dulu dan melihat keputusan klub,” tutupnya.
Sumber: Marca, Real Oviedo, Standard
Leave a Reply