RJSLOT88 – Kejatuhan Dramatis: Potret Kelam Real Madrid Setelah Meraih Gelar Liga Champions ke-15

Kejatuhan Dramatis: Potret Kelam Real Madrid Setelah Meraih Gelar Liga Champions ke-15

Skuad Real Madrid tertunduk lesu usai dibobol Barcelona, Minggu (11/5/2025) (c) AP Photo/Jose Breton

Bola.net – Dua belas bulan yang lalu, Real Madrid berpesta merayakan trofi Liga Champions ke-15 dengan penuh harapan, apalagi dengan kepastiian kedatangan bintang baru Kylian Mbappe.

Namun, musim 2024/2025 berakhir dengan tangan hampa tanpa satu pun gelar besar, bahkan harus menelan kekalahan memalukan dari Barcelona di sejumlah pertarungan penting.

Revolusi besar telah dimulai: Carlo Ancelotti pamit, Xabi Alonso mengambil alih, dan Trent Alexander-Arnold bakal memperkuat skuad. Meski demikian, teka-teki utama tetap menggantung: Apa yang menyebabkan Madrid terpuruk total di musim yang mestinya menjadi babak baru yang gemilang?

Berikut berbagai elemen yang melatarbelakangi kehancuran Los Blancos, mulai dari blunder taktis hingga persoalan pengelolaan tim.


1 dari 5 halaman

Kolaps Total di Seluruh Arena Pertarungan

Kolaps Total di Seluruh Arena Pertarungan

Skuad Real Madrid merayakan gol Kylian Mbappe ke gawang Sevilla, Senin (19/5/2025) (c) AP Photo/Jose Breton

Musim ini tercatat sebagai salah satu periode terkelam Madrid dalam beberapa tahun belakangan. Mereka bukan hanya kehilangan gelar La Liga dan Liga Champions, tapi juga tumbang di final Copa del Rey serta dua kali digilas Barcelona dengan margin yang menyakitkan.

Kehancuran 0-4 di Bernabeu dan 2-5 di Supercopa de Espana menunjukkan betapa ringkihnya barisan belakang Madrid. Bahkan, ini merupakan kali pertama sejak 1982/1983 Barcelona berhasil mengalahkan musuh bebuyutan mereka sebanyak empat kali dalam satu musim.

Satu-satunya penghibur datang dari trofi kecil seperti European Super Cup dan Intercontinental Cup. Namun untuk klub sekaliber Madrid, pencapaian tersebut jelas tidak memadai.

2 dari 5 halaman

Kedatangan Mbappe Tidak Menjawab Permasalahan Fundamental

Kehadiran Kylian Mbappe diproyeksikan akan menghadirkan revolusi serangan, dan catatan pribadinya memang cemerlang: 42 gol di semua kompetisi, termasuk meraih gelar Pichichi. Akan tetapi, kontribusinya belum mampu mengobati penyakit kronis tim.

Ancelotti tidak berhasil menciptakan harmoni antara “Fantastic Four” (Mbappe, Vinicius Jr, Rodrygo, dan Bellingham). Daripada melakukan rotasi pemain, pelatih asal Italia tersebut memaksakan keempat bintang itu tampil bersamaan, yang kerap mengakibatkan Madrid kehilangan kestabilan di sektor tengah.

Di samping itu, kurangnya kepercayaan terhadap talenta muda seperti Arda Guler dan Endrick turut menjadi kesalahan strategis yang berdampak besar.

3 dari 5 halaman

Lini Belakang: Persoalan Berkepanjangan yang Terabaikan

Lini Belakang: Persoalan Berkepanjangan yang Terabaikan

Kylian Mbappe merayakan gol bersama rekan setimnya dalam laga La Liga antara Real Madrid vs Celta Vigo, Minggu (4/5/2025) malam WIB. (c) AP Photo/Jose Breton

Sejak kick-off musim, rapuhnya pertahanan Madrid sudah tampak nyata. Sayangnya, pihak manajemen tidak melakukan rekrutmen apapun pada bursa Januari, meskipun cedera terus berdatangan.

Ancelotti pun enggan mengambil langkah tegas, seperti menerapkan formasi yang lebih konservatif. Dampaknya, Madrid sering tertembus pada momen-momen krusial, seperti ketika dihajar Arsenal 5-1 di Champions League.

Kedatangan Dean Huijsen dan Alexander-Arnold diharapkan mampu mengatasi masalah ini. Namun, apakah langkah tersebut sudah memadai?

4 dari 5 halaman

Berakhirnya Zaman Ancelotti dan Ekspektasi Baru Era Alonso

Carlo Ancelotti pergi dengan meninggalkan jejak cemerlang, termasuk gelar Liga Champions dan La Liga. Akan tetapi, musim ini membuktikan bahwa babaknya telah usai.

Xabi Alonso, sang penerus, diharapkan mampu menghadirkan konsep yang lebih segar. Namun, tugas yang menantinya tidaklah ringan: Membangun kembali mentalitas tim, memperbaiki lini pertahanan, dan meracik komposisi optimal untuk Mbappe dkk.

Dengan beberapa pilar utama yang kemungkinan akan hijrah, musim mendatang akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Alonso dan misinya.

5 dari 5 halaman

Pelajaran Berharga untuk Musim Depan

Pelajaran Berharga untuk Musim Depan

Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti memberikan instruksi kepada Arda Guler saat melawan Getafe. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Kegagalan Madrid bukan semata persoalan teknis, melainkan juga masalah manajemen. Minimnya aktivitas di bursa transfer dan ketidakmampuan mengoptimalkan skuad menjadi pembelajaran yang berharga.

Selain itu, ketergantungan pada bintang-bintang besar tanpa rotasi yang baik terbukti merugikan. Pemain seperti Eduardo Camavinga dan Aurelien Tchouameni seharusnya bisa diberi lebih banyak kesempatan.

Jika Madrid ingin kembali ke puncak, perubahan struktural dan taktis harus dilakukan—bukan sekadar mengandalkan nama-nama besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*